Green Recovery, Potensi Perbaikan Alam di Tengah Pandemi Global

Jul 14, 2020 | Insight

Pada tanggal 2 Maret 2020, Covid-19, penyakit yang menjadi pandemic dunia, pertama kali terdeteksi di Indonesia. Sejak saat itu, banyak sekali kejadian yang menjadi dampak dari pandemic ini. Mulai dari turunnya ekonomi, kebijakan pemerintah, ataupun kerusuhan masyarakat. Dengan banyaknya kejadian yang menjadi dari covid-19, menandakan bahwa pandemic ini jelas mengubah struktur dunia, entah dari segi ekonomi dan sosial.

Dunia Sebelum Covid-19

Tahun 2020 ini ditandai dengan kebakaran di hutan yang berada di Australia. Pada awalnya, kebakaran ini hanya diduga terjadi udara yang panas yang dikarenakan kemarau yang dibarengi oleh angin kencang. Namun ternyata, setelah diselidiki lebih lanjut, kebakakaran yang terjadi juga disebabkan oleh climate change yang terjadi secara global. Menurut kabar yang diambil dari nytimes.com, climate change menaikkan resiko kebakaran hutan hingga 30 persen.

Rob Jackson, Ketua Global Carbon Project, mengeluarkan laporan bahwa kadar emisi karbon dunia mencapai tingkat tertinggi pada tahun 2019 yang mencapai 37 milliar ton. Jumlah ini naik 0.6% dari tahun lalu yang sebesar 2.1%. Dengan pertumbuhan emisi ini, suhu dunia diperkirakan akan naik 1.1 derajat celcius dibandingkan era pra-industri (1850-1900).

Munculnya Covid-19

Setelah kabar akan kebakaran Australia dan kenaikan emisi karbon ini, bencana dunia ditambah dengan hadirnya covid-19 yang membawa permasalahan dari segi kesehatan masyarakat global. Walaupun penanganan covid-19 ini dianggap relatif mudah bagi masyarakat yang tidak memiliki riwayat penyakit, namun tingkat penyebaran yang tinggi ini mengakibatkan lockdown di berbagai daerah di dunia. Yang pada akhirnya, lockdown yang terjadi menurunkan tingkat ekonomi regional dan global. Akan tetapi dibalik kontroversi yang telah disebutkan, covid-19 ini menjadi sebuah peluang untuk memperbaiki masalah dunia yang sebelumnya rusak karena climate change.

Emisi Karbon Dunia Menurun

Menurut data yang diperoleh dari International Energy Agency (IEA), tingkat emisi karbon dioksida diharapkan menurun sebesar 8% yang disebabkan oleh turunnya ekonomi global. Penurunan yang terjadi juga didukung oleh turunnya harga minyak yang pada April 2020 mencapai angka negatif 37 US Dollar. Lockdown yang terjadi menyebabkan penurunan permintaan harga minyak yang drastis dan pada akhirnya menyebabkan fenomena ini terjadi.

Potensi untuk Memperbaiki Masa Depan

Yang menjadi permasalahan sekarang adalah penurunan emisi karbon yang diharapkan terjadi ini hanya bersifat sementara. Setelah pandemi, akan terjadi kenaikan akan angka emisi karbon apabila tidak segera dilakukan strategi baru untuk keadaan lingkungan yang lebih baik. Salah satunya caranya adalah program green recovery yang sedang dicanangkan berbagai negara.

Green Recovery pada dasarnya adalah proses perbaikan keadaan dunia. Pada konteks saat ini, green recovery disambungkan pada perbaikan keadaan setelah pandemi covid ini berakhir. Salah satu objek utamanya adalah mencari cara bagaimana emisi karbon yang mengalami penurunan ini dapat terus terjaga.

Rencana yang sedang digaung-gaungkan oleh berbagai peneliti dan pakar adalah pengembangan sumber daya yang dapat diperbaharui. Dengan turunnya harga minyak dunia, pengembangan sumber daya yang dapat diperbaharui ini harusnya dapat menjadi sebuah peluang yang sangat baik untuk menggantikan minyak sebagai sumber energi. Penemuan-penemuan seperti penggunaan tenaga surya ataupun biogas harusnya meningkat dan menambah peluang green recovery berjalan dengan lancar.

Green Recovery dan CSR Perusahaan

Perusahaans sebagai pelaku industri tentu saja memiliki peran yang sangat penting dalam program green recovery. Penawaran akan energi yang dapat diperbaharui tentu saja tidak akan muncul apabila permintaan akan sumber energi ini tidak ada. Oleh karena itu, perusahaan harus juga berperan aktif dalam perwujuad green recovery.

Mungkin pada awalnya, pengembangan sumber energi yang dapat diperbaharui akan terlihat lebih mahal daripada sumber energi konvensional. Namun, jika kita turut memperhitungkan social responsibility perusahaan sebagai bahan pertimbangan, biaya yang cukup besar ini tidak sebanding dengan emisi negatif yang dikeluarkan perusahaan. Bahkan, jika bisa dipertegas, pengembangan sumber energi baru ini bisa dilihat sebagai kewajiban perusahaan dalam menjalankan Corporate Social Responsibility-nya.

Sullivan, B., 2020. Why Oil Prices Went Negative And Why They Can Go Negative Again. [online] CNBC. Available at: <https://www.cnbc.com/2020/04/26/why-oil-prices-went-negative-and-why-they-can-go-negative-again.html> [Accessed 14 July 2020].

teknologi. 2020. Emisi Karbon Dioksida Global Capai Rekor Tertinggi Tahun 2019. [online] Available at: <https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191205191747-199-454565/emisi-karbon-dioksida-global-capai-rekor-tertinggi-tahun-2019> [Accessed 14 July 2020].

GABBATISS, J., 2020. IEA: Coronavirus Impact On CO2 Emissions Six Times Larger Than 2008 Financial Crisis. [online] Carbon Brief. Available at: <https://www.carbonbrief.org/iea-coronavirus-impact-on-co2-emissions-six-times-larger-than-financial-crisis?utm_source=Web&utm_medium=contentbox&utm_campaign=Covid-box> [Accessed 14 July 2020].

Society, T., 2020. A Green And Fair COVID-19 Recovery Plan – The BUSINESS Of SOCIETY. [online] The BUSINESS of SOCIETY. Available at: <http://www.bos-cbscsr.dk/2020/04/30/a-green-covid-19-recovery-plan/> [Accessed 14 July 2020].

Irfan, U., 2020. The Viral False Claim That Nearly 200 Arsonists Are Behind The Australia Fires, Explained. [online] Vox. Available at: <https://www.vox.com/2020/1/9/21058332/australia-fires-arson-lightning-explained> [Accessed 14 July 2020].

Jakarta Post, T., 2020. Sustainable Development Crucial In Indonesia’S COVID-19 Recovery, Experts Say. [online] The Jakarta Post. Available at: <https://www.thejakartapost.com/news/2020/05/29/sustainable-development-crucial-in-indonesias-covid-19-recovery-experts-say.html> [Accessed 14 July 2020].

 

0 Comments